waktu aku jaga warnet , tiba-tiba ada ibu-ibu membawa seorang anaknya untuk membeli sesuatu.
“Dek, ada pensil 2B ?”
“Ada, bu” sambil aku mengambil beberapa barang yang dicari.
“Ini , bu” aku menunjukkan barang yang ku ambil.
“oh, ini ya ? kalau yang ini berapa dek ?” ibu itu menunjuk ke salah satu jenis pensil yang punya tutup di ujungnya.
“itu dua ribu , bu. Yang ijo sama yang biru, tiga ribu-an. Kalo mau yang bagus ya yang tiga ribu.”
“Oh, kog tiga ribu ya mas?” Aku mulai binggung dengan pertanyaan ibu ini.
“Iya, memang tiga ribu, bu?” Tegasku sambil tersenyum(lebih tepatnya setengah tersenyum)
“kog tiga ribu ya mas ? nggak dua setengah ya ?” dalam hati aku berkata “kog nawar yah ? oh, mungkin ibu ini mau beli banyak?” (mungkin, aku masih mengira-ngira). Sambil lagi-lagi harus memaksa diri untuk tersenyum, aku menjawab,
“enggak bu, ini harganya tiga ribua-an. memang ibunya mau beli berapa toh ?”
“Ya satu ajah, mas. Ngapai beli banyak-banyak ?”
“Oh, bagus !” tukasku dalam hati.
“Yawdah deh mas, nggak jadi.” ujar ibu tadi sambil berjalan dan melangkah keluar dari tempat ia tadi berdiri.
Sekepergian ibu tadi, aku menggumam,
“Please deh buk, beli pensil 2B , satu biji doang, tiga ribu perak, masih pakai nawar ? Helloooo ?? -.-“



